Haji Piobang: Perbedaan antara revisi
Jayrangkoto (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
→Pranala luar: Bagian dari pemeliharaan Kategori:Tokoh Minangkabau Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(26 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox person |
|||
[[Kolonel]] '''Haji Piobang''' adalah perwira pasukan Janissary [[Turki]] dan tokoh penting dalam pembentukan pasukan [[Perang Padri|Padri]] di [[Minangkabau]]. |
|||
|name = Haji Piobang |
|||
|image = |
|||
|alt = |
|||
|caption = |
|||
|birth_name = |
|||
|birth_date = |
|||
|birth_place = {{negara|Pagaruyung}} [[Luhak Limopuluah]], [[Minangkabau]] |
|||
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> |
|||
|death_place = |
|||
|nationality = {{negara|Pagaruyung}} Minangkabau |
|||
|other_names = |
|||
|alma_mater = [[Universitas Al-Azhar]], [[Kairo]], [[Mesir]] |
|||
|occupation = [[Ulama]]<br/> |
|||
|known_for = Ulama [[Kaum Padri|Padri]] |
|||
|religion = [[Islam]] |
|||
|spouse = |
|||
|children = |
|||
|parents = |
|||
}} |
|||
Haji Piobang yang lahir di [[Ranah Minang]] bersama |
'''[[Haji]] Piobang''' adalah seorang ulama dan tokoh penting dalam pergerakan [[Perang Padri|Padri]] di [[Minangkabau]]. Haji Piobang yang lahir di [[Luhak Limopuluah]], [[Ranah Minang]] bersama dua orang temannya yaitu [[Haji Sumanik]] dan [[Haji Miskin]], [[merantau]] menuntut ilmu ke [[Timur Tengah]] pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Ketika ia berada di [[Hijaz]], [[Semenanjung Arab]], ia begitu terkesima dengan ulama-ulama [[Wahabi]] yang menjalani [[syariat Islam]] secara ketat.<ref>Hamka, Tuanku Rao: Antara Khayal dan Fakta, Bulan Bintang, 1974</ref> |
||
⚫ | |||
Dalam perjalanan perantauannya akhirnya ketiga [[orang Minang]] itupun terlibat dalam pasukan Janissary Turki. Dalam suatu perang yang disebut pertempuran piramid pasukan Haji Piobang berhasil menahan laju pasukan [[Napoleon]]. Karena keberanian dan prestasinya Haji Piobang dipercaya memimpin salah satu pasukan Janissary dengan pangkat Kolonel. Tapi dalam pertempuran dengan pasukan Saudi pasukan Kolonel Haji Piobang dikalahkan dan ia ditawan. Sebagai tawanan perang Kolonel Haji Piobang tidak dibunuh tapi dibebaskan dengan syarat Haji Piobang harus mengembangkan faham yang dianut Kerajaan [[Saudi Arabia]] yaitu faham [[Wahabi]] di Minangkabau. |
|||
Pada tahun 1803, Haji Piobang bersama dua orang kawannya pulang ke kampung halamannya di Minangkabau.<ref>Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Politik Muslim Dalam Sejarah Indonesia, Mizan Publika, 2012</ref> Kepulangan mereka disambut [[Tuanku Nan Renceh]], seorang pimpinan ulama Minangkabau. Bersama dengan pimpinan ulama lainnya, mereka berusaha memurnikan ajaran Islam di Minangkabau dari kebiasaan yang berlaku seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Gerakan mereka yang disebut gerakan Padri berkembang pesat dengan kekuatan militer yang kuat yang pada akhirnya menimbulkan pertentangan dengan kaum adat. |
|||
⚫ | |||
Di awal abad 19, setelah merantau selama 16 tahun akhirnya ke 3 Haji itu pulang ke kampung halamannya, ranah Minang. Faham Wahabi yang telah dianutnya dikembangkan di Minangkabau. Bersama dengan kaum ulama lainnya mereka membentuk gerakan yang disebut gerakan Padri. Gerakan Padri berkembang pesat dengan kekuatan militer yang kuat. Kolonel Haji Piobang berperan besar atas pembentukan kekuatan militer Padri itu. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{Reflist}} |
{{Reflist}} |
||
*http://www.sumbarprov.go.id/detail_artikel.php?id=438 |
|||
*http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/08/29/m9hxuy-masjid-nusretiye-gaya-arsitektur-baroque-ottoman-4 |
|||
*http://minangel.wordpress.com/2011/03/22/tentara-minangeli-mengalahkan-napoleon/ |
|||
== Pranala luar == |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]] |
|||
* Slamet Muljana. [http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&pg=PA161&lpg=PA161&dq=haji+piobang&source=bl&ots=MA-hpzWxF7&sig=fWVShRXgk3jUC0ulRo08pm7mKH8&hl=en&sa=X&ei=dPG1Ue6uFKrO0QGer4DoDg&ved=0CHEQ6AEwCTgK#v=onepage&q=haji%20piobang&f=false "Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara"] ''PT LKiS Pelangi Aksara''. |
|||
[[Kategori:Ulama|Haji Piobang]] |
|||
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Haji Piobang]] |
|||
[[Kategori:Ulama Nusantara|Haji Piobang]] |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 10 Juli 2023 00.54
Haji Piobang | |
---|---|
Lahir | |
Kebangsaan | |
Almamater | Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir |
Pekerjaan | Ulama |
Dikenal atas | Ulama Padri |
Haji Piobang adalah seorang ulama dan tokoh penting dalam pergerakan Padri di Minangkabau. Haji Piobang yang lahir di Luhak Limopuluah, Ranah Minang bersama dua orang temannya yaitu Haji Sumanik dan Haji Miskin, merantau menuntut ilmu ke Timur Tengah pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Ketika ia berada di Hijaz, Semenanjung Arab, ia begitu terkesima dengan ulama-ulama Wahabi yang menjalani syariat Islam secara ketat.[1]
Gerakan Padri
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1803, Haji Piobang bersama dua orang kawannya pulang ke kampung halamannya di Minangkabau.[2] Kepulangan mereka disambut Tuanku Nan Renceh, seorang pimpinan ulama Minangkabau. Bersama dengan pimpinan ulama lainnya, mereka berusaha memurnikan ajaran Islam di Minangkabau dari kebiasaan yang berlaku seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Gerakan mereka yang disebut gerakan Padri berkembang pesat dengan kekuatan militer yang kuat yang pada akhirnya menimbulkan pertentangan dengan kaum adat.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Slamet Muljana. "Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara" PT LKiS Pelangi Aksara.