(Go: >> BACK << -|- >> HOME <<)

Tempat Kelahiran Soeharto Kini Lebih Hidup

Prabowo, Okezone · Minggu 07 Juni 2015 05:03 WIB
https: img.okezone.com content 2015 06 07 510 1161394 tempat-kelahiran-soeharto-kini-lebih-hidup-YZDBXOsNvF.jpg dok. Okezone

YOGYAKARTA - Tempat kelahiran Presiden kedua RI Soeharto berada di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamaan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekitar kawasan itu kini lebih hidup karena dibangun Memorial Jenderal Besar H M Soeharto.

"Zaman Pak Harto itu kawasan sini biasa-biasa saja, seperti perkampungan lainnya, jalan juga tidak sebagus sekarang, tapi kondisi itu jauh berbeda setelah ada memorial ini," kata Maryani, pengelola yang memandu pengunjung di Memorial Jenderal Besar Soeharto pada Okezone.

Memorial ini, kata dia, dibangun oleh Probosutejo, adik satu ibu Pak Harto. Beberapa tanah pekarangan milik warga dibeli untuk menambah luas area. "Area parkir sana itu dulunya milik warga, dibeli Pak Probo. Begitu juga sekitar sini, ya dulunya mungkin milik waris (saudara-saudara) Pak Harto," ujarnya.

Memorial ini baru diresmikan dua tahun lalu, bertepatan dengan hari kelahiran Pak Harto, 8 Juni. Sejak saat itu, kondisi sekitar lokasi Memorial juga lebih hidup. Sebab, masyarakat sekitar mulai beralih dari yang dulunya bertumpu pada sektor pertanian ke perdagangan.

"Ini menjadi tempat wisata baru meski gratis karena semua pekerja di sini digaji Pak Probo. Beliau ingin tempat ini dikenang masyarakat, karena merupakan tempat kelahiran Pak Harto," ujarnya.

Berderet toko menjual baju bergambar senyum Pak Harto dengan aneka ragam warna dan tulisan yang ada. Baju-baju bergambar Pak Harto tersebut menjadi ciri khas bagi masyarakat Kemusuk.

"Masyarakat sekitar jadi lebih maju, kreatif, dan inovatif karena tempat ini menjadi objek wisata. Orang yang ingin mengetahui perjalanan hidup Pak Harto, ya biasanya ke sini," ujarnya.

Kondisi sekarang, kata dia, jauh lebih maju sebelum diresmikan Memorial. Begitu juga saat Pak Harto kecil saat masih masa penjajahan Belanda. "Sekarang pasti lebih baik dari kemarin-kemarin sebelum ada memorial, apalagi pada saat Pak Harto kecil, masih alas (hutan) sekitar sini dengan banyak pepohonan besar," katanya.

(ris)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini